Buat pecinta mesin diesel, ada yang
menarik dari teknologi yang telah dikembangkan dari mesin khas bertenaga
mumpuni. Teknologi pendukung penopang performa digunakan pada diesel dengan
sistem injeksi bahan bakar Commonrail dan Variabel Geometry Turbocharger.
Lantas
apa yang dimaksud dengan dua teknologi diesel ini.
Commonrail
Sistem ini memanfaatkan satu pompa
bahan bakar bertekanan tinggi dan sebuah chamber atau rail perbaris silinder
mesin. Tekanan maksimum injeksinya dapat mencapai angka 1.600 Bar. Teknologi
pendukung commonrail adalah piezo injector.
Injector ini dilewati tegangan maka
akan mengubah struktur kristalnya, alhasil terjadi perubahan geometrik yang
secara mekanikal dipicu oleh membukanya jarum injector. Pemakaian Piezo
Injector membuat komponen jarum berkurang beratnya. Jika biasanya mencapai
sekitar 16 gram, kini tak lebih dari 4 gram. Artinya walaupun piezo injector
lebih kecil, namun sangat baik untuk kuantitas bahan bakar saat disemprotkan ke
dalam ruang silinder.
Variable Geometry Turbocharger
Perangkat turbocharger turut disebut
sebagai pendongkrak tenaga mesin diesel yang paling efektif. Induski udara
padat yang dihembuskan dari rumah keong, membuat bahan bakar semakin optimal.
Hal ini mengakibatkan daya bertambah dan emisi pun bisa ditekan.
Namun
penggunaan turbocharger bukan tanpa kelemahan. Umumnya, turbocharger akan mulai
bekerja pada RPM tinggi. ini bisa mengakibatkan turbolag, pasalnya akibat dari
kurang hembusan gas buang guna meresonansi putaran turbo.
Untuk
mengurangi gejala turbolag, kini pada perangkat turbo telah ditambahkan bilah
yang sudutnya bisa diatur berdasarkan putaran mesin. sudut bilah turbo diatur
oleh sebuah actuator. Kerjanya, ketika RPM rendah, bilah akan membentuk sudut
tertentu sehingga dapat berputar hanya dengan hembusan pelan. saat putaran
mesin tinggi, sudut bilah akan mengecil seperti penutup. sebabnya hembusan
sudah dirasakan mampu memutar bilah pada rumah turbin.
0 komentar:
Post a Comment