Kendaraan bermotor saat ini memang
memiliki peran penting dalam hidup manusia, tapi dengan bertambahnya umur dunia
ini maka semakin terbatasnya jumlah bahan bakar minyak di dunia.
Dengan semakin langkanya sumber
bahan bakar ini makan akan semakin membuat harga BBM di seluruh dunia meroket.
Ditambah lagi dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan yang beredar dan
digunakan maka penggunaan BBM semakin meningkat.
Memang dalam permasalahan ini setiap
pabrikan otomotif dunia berlomba-lomba dalam menghasilkan kendaraan yang
memiliki efisiensi bahan bakar lebih sedikit atau bahkan menggunakan mesin
tenaga listrik.
Tapi kendaraan semakin kaya akan
teknologi maka akan semakin mahal pula harganya, seperti halnya pada kendaraan
dengan teknologi hybrid yang bisa memiliki harga lebih mahal ketimbang mobil
dengan mesin bakar biasa.
Dengan mahalnya harga kendaraan
ramah lingkungan teknologi hybrid ini, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dan sekiranya bisa membantu kita dalam menghemat bahan bakar
kendaraan kita.
1. Jenis BBM
Faktor pertama yang harus kita
pahami adalah dalam pemilihan jenis bahan bakar yang tepat untuk kendaraan
kita. Di Indonesia untuk bahan bakar kendaraan bermotor ada 5 macam yaitu untuk
bensin terbagi menjadi 3 yaitu Premium, Pertamax, Pertamax plus. Sedang Solar
ada Bio Solar dan Solar Dex.
Dari berbagai jenis bahan bakar ini
kita harus memahami mesin yang seperti apa yang cocok dengan penggunaan masing
jenis tersebut. Untuk kendaraan mesin bensin yang masih menggunakan teknologi
mesin karburator keluaran tahun 1980 – 1999 memang masih bisa menggunakan jenis
premium.
Tapi juga dengan ketentuan kompresi
mesinnya harus yang masih di bawah angka 9.0:1, sedangkan untuk kendaraan
dengan teknologi injeksi rata-rata akan memiliki mesin dengan tingkat kompresi
yang sudah tinggi dengan di atas angka 9.0:1 harus menggunakan jenis BBM non
subsidi atau pertamax.
Begitu halnya pada kendaraan
bermesin diesel yang terkenal dengan kompresi mesinnya yang tinggi sehingga
tidak memerlukan adanya busi untuk membakar bahan bakar di ruang mesin.
Sebab pada mesin diesel, bahan bakar
akan terbakar dengan sendirinya karena daya tekan kompresi mesin yang tinggi
(misal pada BMW 116d, kompresi mesinnya mencapai 16.5:1). Maka mesin diesel
yang sudah menggunakan teknologi injeksi atau Common-Rail juga seharusnya
menggunakan jenis Solar Dex.
Pemahaman yang mudah dalam hal
pemilihan jenis BBM dengan kompresi mesin adalah semakin tinggi kompresi mesin
maka akan sangat membutuhkan bahan bakar yang memiliki kemampuan daya bakarnya
lebih cepat.
Jadi intinya pemilihan bahan bakar
yang sesuai dengan spesifikasi mesin tentu akan sangat berpengaruh dalam
konsumsi BBM suatu kendaraan. Karena jika jenis BBM sesuai, tenaga maksimal
mesin dapat tercapai hanya dengan sedikit semprotan bahan bakar.
2. Oli Mesin
Faktor yang kedua dalam mempengaruhi
konsumsi BBM adalah oli mesin yang digunakan. Setiap kendaraan selalu akan
memiliki buku manual yang juga mencantumkan spesifikasi kendaraan dan juga
berbagai jenis oli yang diperlukan pada sebuah kendaraan.
Cairan pelumas pada suatu kendaraan
punya peranan yang juga sangat penting. Karena dengan bantuan cairan ini,
bagian-bagian yang bergerak dan bergesekan akan lebih mudah dalam bergerak.
Seperti halnya silinder mesin, roda gigi dan sebagainya.
Namun yang terpenting adalah dalam
pemilihan oli pelumas mesin ini. Dari beberapa orang yang ditanya perihal jenis
oli apa yang tertulis pada standar buku manual kendaraan? banyak orang akan
cenderung menjawab dengan kata tidak tahu dan lebih cenderung menggunakan oli
yang beredar di iklan.
Memang menggunakan oli dengan merk
terkenal itu baik tapi pemilihan kadar kekentalan SAE apa sudah sesuai dengan
spesifikasi mesin yang telah dianjurkan pabrikan kendaraan tersebut? Jika
kekentalan oli tidak sesuai makan akan berdampak pada kerja mesin menjadi lebih
berat dan tentunya menjadikan boros dalam bahan bakar.
Jadi pada faktor kedua ini jangan
asal dalam memilih oli mesin, tetapi lihat buka manual terlebih dahulu atau
bisa menannyakan kepihak dealer kendaraan Anda sebelum mengganti oli mesin.
3. Busi
Faktor ketiga yang memiliki pengaruh
dalam konsumsi bahan bakar adalah busi. Tapi dalam faktor ketiga ini kendaraan
dengan menggunakan mesin diesel tentu tidak ikut di dalamnya karena seperti
yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa mesin diesel tidak menggunakan busi
sebagai pematik pembakaran dalam ruang bakar.
Busi pada mesin bensin diperuntukan
sebagai pematik dalam membakar bahan bakar yang tercampur oksigen dan
terkompresi oleh piston. Yang harus kita ketahui adalah jenis busi yang beredar
di pasaran sangat banyak jenisnya. Dan yang harus diperhatikan dalam pemilihan
busi juga harus sesuai dengan buku manual kendaraan.
Kadang ada persepsi orang jika
mengganti dengan busi racing maka tenaga kendaraan akan bertambah atau bahkan
konsumsi BBM jadi irit karena percikan dari busi menjadi lebih baik. Memang
asumsi tersebut tidak salah apabila didukung dengan faktor pertama yaitu
penggunaan jenis BBM yang memiliki oktan lebih tinggi dan juga penggunaan kabel
busi racing pula.
Kalau dengan kondisi mesin standar,
lebih baik menggunakan busi yang sesuai standar pabrik pula. Umur pemakaian
busi juga ada batasnya yang dapat dilihat dari jarak celah antara elektrode
yang semakin melebar. Jika hal ini terjadi dan Anda biarkan maka pembakaran
pada ruang bakar tidak sempurna dan alhasil kendaraan menjadi boros.
4. Service Berkala
Pada faktor keempat ini juga ada
hubungannya dengan faktor ketiga dan kedua. Sebab dalam hal ini sering kali
orang abaikan dan menggampangkan. Padahal Service berkala ini sama halnya kita
memeriksakan kesehatan kendaraan kita kepada dokter (dokter mesin).
Dalam hal ini juga dianjurkan
dilakukan dengan berdasarkan jarak tempuh dari suatu kendaraan. Jika dalam
urusan service berkala diabaikan makan dampak borosnya konsumsi BBM bisa dua
kali lipat. Karena jika sektor jantung pacu tidak sehat maka akan banyak
berdampak buruk pada kendaraan juga pada segi ekonomi sang pemilik.
Sebab dengan membiarkan suatu gejala
kecil terjadi maka akan membuat dampak berantai pada berbagai sektor mesin,
kelistrikan pada kendaraan dan tentu akan semakin memerlukan biaya yang sangat
besar jika untuk membenahi kerusakan yang terjadi. Tentu hal ini tidak ingin
Anda alami bukan?
5. Tekanan Udara Pada
Ban
Pada faktor kelima ini pasti hampir
semua orang mengetahuinya. Karena kalau mengemudi kendaraan dengan tekanan
udara pada roda kurang tentu akan sangat terasa tidak enak dan berat.
Roda pada kendaraan sama halnya sebuah
sepatu seorang atlet lari. Jika roda-roda pada kendaraan memiliki tekanan udara
yang sesuai maka kendaraan akan sangat mudah dalam melaju dan juga ringan untuk
dikendalikan
6. Beban Mesin
Nah pada bagian ini akan sangat jarang
didengar bagi sebagian orang awam. Sebab istilah ini sering dipergunakan dalam
dunia otomotif secara teknis. Yang dimaksud sebagai beban mesin ini adalah
beban yang harus dipikul oleh sebuah kendaraan.
Dan pada faktor kelima itu juga
termasuk dalam beban mesin apabila tekanan udara pada ban kurang. Dalam buku
manual setiap kendaraan juga disampaikan bobot maksimal yang dapat dipikul
sebuah kendaraan dan jadikan informasi ini sebagai patokan.
Selanjutnya yang masuk dalam beban
mesin adalah penggunaan sistem kelistrikan kendaraan baik dari lampu hingga
pada sistem audio. Mungkin Anda beranggapan kelistrikan semua yang ada berasal
dari Accu.
Memang tidak salah, cuma Accu
sebenarnya adalah sebuah tempat penampungan daya listrik pada suatu kendaraan
dengan tujuan untuk dipergunakan pada saat kita menggunakan elektrik starter
yang memerlukan daya besar. Pada saat mesin hidup pemakaian listrik akan dibebankan
pada putaran mesin.
Jadi apabila dalam kondisi mesin
kendaraan mati dan Anda lupa mematikan lampu utama atau menggunakan sistem
audio dalam jangka waktu lama kemungkinan Accu kendaraan tekor dan kendaraan
akan sulit dihidupkan.
Jadi dari faktor keenam ini adalah
beban kendaraan yang berlebih, tekanan ban yang kurang dan penggunaan
kelistrikan yang berlebih pada kendaraan juga dapat menjadikan beban mesin
kendaraan. Mesin semakin banyak terbebani dengan berbagai hal ini sudah pasti
konsumsi BBM menjadi lebih boros.
7. Modifikasi
Yang Salah
Kalau mendengar kata modifikasi
tentu pikiran kita akan cenderung mengarah pada suatu hal yang bisa membuat
tampilan kendaraan standar menjadi lebih menarik dan memiliki nilai lebih.
Kalau selama modifikasi dilakukan
dengan perhitungan yang benar tentu akan menjadikan kendaraan dari tampilan dan
juga dari segi efisiensi menjadi lebih baik. Tapi kalau melakukan modifikasi
dengan asal-asalan bisa membuat Anda mengeluarkan biaya yang tidak perlu.
Salah satu contoh dalam modifikasi
pada sektor kaki-kaki. Pada bagian ini sering orang tidak memperhitungkan,
sebab jika salah perhitungan bisa-bisa Anda menambah beban mesin.
Yang harus Anda perhatikan dalam
mengganti velg adalah jangan melebihi 2 angka dari ukuran velg standar. Misal
ukuran standar 17” maka maksimal penggantian adalah dengan velg ukuran 19”.
Selain dari ukuran harus
diperhatikan bahan velg yang akan Anda beli. Sebab semakin besar diameter velg
tentu akan semakin berat dari standar, sehingga usahakan dengan mendapatkan
velg dengan berbahan alloy.
Kemudian dalam modifikasi body juga
perlu perhitungan yang tepat, jika dalam modifikasi body semakin menambah bobot
kendaraan lebih berat sebaiknya jangan. Sedangkan dalam modifikasi body baik
mengganti bumper dengan produk aftermarket dan mampu mengurangi bobot mobil
tentu akan menjadikan konsumsi BBM kendaraan menjadi lebih irit.
Intinya dalam modifikasi yang benar
agar kendaraan lebih efisien adalah jangan sampai semakin menambah bobot dari
kendaraan. Jika ingin lebih efisiensi seharusnya modifikasi yang dilakukan bisa
menjadikan bobot kendaraan lebih ringan dari standar dengan pemilihan bahan
yang tepat. Kecuali tema yang Anda usung untuk style dan tidak mementingkan
bobot dan konsumsi BBM.
8. Rute Jalan
Keseharian
Rute jalan yang Anda lalui setiap
hari memiliki peran yang besar dalam menentukan banyak sedikitnya konsumsi BBM
kendaraan. Penentuan jalur jalan yang akan Anda lalui itu sangatlah penting,
maka dari itu pikirkan dengan bijak.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah sebisa mungkin hindari jalur yang memiliki tingkat kemacetan tinggi,
hindari jalur yang memiliki jumlah polisi tidur banyak, hindari jalan yang
rusak dan banyak berlubang, hindari jalur yang banyak memiliki daerah yang naik
turun banyak dan yang terakhir adalah hindari jalur yang memiliki jalan yang
berliku-liku.
Semua hal ini yang paling banyak
membuat kendaraan Anda lebih mudah kehausan dan akan minum bahan bakar lebih
banyak. Sebab faktor ini frekuensi permainan pedal gas semakin banyak dan tidak
konstan seperti saat melaju pada jalan bebas hambatan.
9. Emosional
Pada faktor terakhir ini bukan
berasal dari kendaraan yang Anda gunakan tetapi melainkan dari sendiri atau
faktor karakter pribadi. Sebab tingkat emosional setiap pribadi manusia
berbeda-beda, ada yang memiliki karakter sabar dan ada yang mudah sekali
tersulut emosinya.
Apalagi pada hari-hari ini jumlah
kendaraan yang beredar di Indonesia semakin banyak, tingkat polusi udara
semakin meningkat sehingga udara juga semakin panas.
Dari faktor ini juga memiliki pengaruh yang besar, sebab
saat kondisi seperti ini kecenderungan kita agar bisa cepat sampai tempat
tujuan, dengan begitu Anda akan berkendara lebih cepat.
Sebab pada saat di jalan kita tidak
bisa mengendalikan emosi kita dengan baik maka frekuensi menggeber tunggangan
juga semakin sering tidak pada tempatnya. Dengan perilaku seperti ini juga bisa
membahayakan diri sendiri dan orang lain serta menghasilkan konsumsi BBM juga
lebih boros.
Faktor mana yang sudah dan belum
Anda perhatikan? Jika dalam selama ini Anda masih salah kaprah dengan ketentuan
spesifikasi mesin kendaraan, sebaiknya mencoba untuk membenahinya.
Tetapi apabila kendaraan boros
dikarenakan rute yang harus Anda lalui tidak memungkinkan memang tidak bisa
berbuat banyak kecuali mencoba menggunakan alat bantu penghemat BBM serta
mengendalikan tingkat emosi dalam berkendara.
0 komentar:
Post a Comment